“Aku”sebagai pelaku sampingan
Penulis adalah “aku” dalam cerita tapi bukan tokoh utama.
Keberadaan aku sebagai saksi atas sebuah kisah. Tokoh aku menuliskan atau
menceritakan apa yang dialami oleh orang lain yang menjadi tokoh utama.
Contoh :
Aku iri
pada Angga, dia sahabatku, sekaligus orang yang kuanggap rival. Ia selalu lebih
dilihat dari pada aku. Terkadang aku merasa benci dengannya, tapi ia juga
selalu membantuku dalam segala hal. Terlebih kemarin, saat pentas seni. Aku
melihatnya bersama Anita, gadis yang kusukai. Aku tak tahu harus mengalah lagi
atau tidak. Aku menginginkan Anita, aku rasa dia juga mempunyai perasaan yang
sama. Aku tidak menyalahkannya menyukai Anita, karena akupun tak pernah
bercerita padanya bahwa aku menyukai Anita. Tapi mengapa setiap hal yang
kusukai selalu saja ia sukai juga?
Contoh :
Sekali hari aku datang pula mengupah Kakek.
Biasanya Kakek gembira menerimaku, karena aku suka memberinya uang. Tapi
sekali ini Kakek begitu muram. Di sudut benar ia duduk dengan lututnya menegak
menopang tangan dan dagunya. Pandangannya sayu ke depan, seolah-olah ada
sesuatu yang yang mengamuk pikirannya. Sebuah belek susu yang berisi minyak
kelapa, sebuah asahan halus, kulit sol panjang, dan pisau cukur tua berserakan
di sekitar kaki Kakek. Tidak pernah aku melihat Kakek begitu durja dan belum
pernah salamku tak disahutinya seperti saat itu. Kemudian aku duduk di
sampingnya dan aku jamah pisau itu. Dan aku tanya Kakek,
"Pisau
siapa, Kek?"
"Ajo
Sidi."
"Ajo
Sidi?"
Kakek tak
menyahut. Maka aku ingat Ajo Sidi, si pembual itu. Sudah lama aku tak ketemu
dia. Dan aku ingin ketemu dia lagi. Aku senang mendengar bualannya. Ajo Sidi
bisa mengikat orang-orang dengan bualannya yang aneh-aneh sepanjang hari. Tapi
ini jarang terjadi karena ia begitu sibuk dengan pekerjaannya. Sebagai pembual,
sukses terbesar baginya ialah karena semua pelaku-pelaku yang diceritakannya
menjadi model orang untuk diejek dan ceritanya menjadi pameo akhirnya. Ada-ada
saja orang-orang di sekitar kampungku yang cocok dengan watak pelaku-pelaku
ceritanya. Ketika sekali ia menceritakan bagaimana sifat seekor katak, dan
kebetulan ada pula seorang yang ketagihan menjadi pemimpin berkelakuan seperti
katak itu, maka untuk selanjutnya pimpinan tersebut kami sebut pimpinan katak.
Tiba-tiba
aku ingat lagi pada Kakek dan kedatangan Ajo Sidi kepadanya. Apakah Ajo Sidi
telah membuat bualan tentang Kakek? Dan bualan itukah yang mendurjakan Kakek?
Aku ingin tahu.
Lalu aku tanya Kakek lagi. "Apa ceritanya,
Kek?"
Apa judul nya
BalasHapus